Manusia Purba dan Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Indonesia dikenal sebagai sumber dan berkembangnya teori evolusi. Hal tersebut tak lepas dari Indonesia sebagai Home of Early Man Site. Informasi tersebut dapat kita temukan di Museum Situs Manusia Purba Sangiran. Situs Manusia Purba Sangiran merupakan kawasan situs galian arkeologis yang diakui dunia sebagai Situs Warisan Cagar Budaya Dunia (World Heritage Site).

Situs Manusia Purba Sangiran dikenal sebagai situs penyumbang pengetahuan penting mengenai perkembangan bukti evolusi manusia, evolusi fauna, kebudayaan, dan lingkungan, yang terjadi sejak jutaan tahun yang lalu. Tidak kurang dari 50% temuan terkait Homo Erectus berasal dari Situs Manusia Purba Sangiran. Situs Manusia Purba Sangiran memiliki luas 59,21 Kilometer yang membentang di antara kabupaten Karanganyar dan Sragen.

“Sangiran diakui oleh para ilmuwan untuk menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia, disejajarkan bersama situs Zhoukoudian (Cina), Willandra Lakes (Australia), Olduvai Gorge (Tanzania), dan Sterkfontein (Afrika Selatan), dan lebih baik dalam penemuan daripada yang lain.”

(Sangiran Early Man Site, UNESCO 1995 dalam whc.unesco.org)

Kawasan Situs Manusia Purba Sangiran memiliki museum yang dimanfaatkan sebagai bagian dari interpretasi penelitian dan sarana edukasi bagi masyarakat. Museum Manusia Purba Sangiran dibagi menjadi lima klaster yakni : Klaster Ngebung, Klaster Dayu Klaster Krikilan, Klaster Bukuran dan Klaster Krikilan.

Berikut adalah deskripsi singkat mengenai Museum Situs Manusia Purba Sangiran :

Infografis Stegodon di dalam Museum Sangiran Klaster Ngebug

Ngebung :

Klaster Ngebung dikenal sebagai Sangiran Flakes Industry karena menjadi lokasi penggalian pertama yang memberikan harapan cerah dalam menemukan jejak manusia purba di Sangiran.

Klaster Ngebung merupakan pemicu penggalian lanjutan di situs-situs lainnya, sehingga Klaster Ngebung memiliki nilai historis yang signifikan dalam sejarah arkeologi di Indonesia.

Disamping peneliti luar negeri, Museum Ngebung juga menampilkan biografi Teuku Jacob, S. Sartono dan R.P Soejono sebagai perintis Arkeologi Sangiran ditampilkan disini sebagai peneliti Indonesia.

Diorama Bentang Alam Purba Kawasan Sangiran di Museum Dayu

Dayu :

Klaster Dayu merupakan salah satu situs sangiran yang menampilkan berbagai kehidupan makhluk hidup jutaan tahun lalu; seperti kehidupann flora, fauna, dan manusia purba serta alat kebudayaan yang dihasilkannya.

Klaster Dayu juga menyajikan Diorama zaman purba serta anjungan sajian informasi jenis lapisan tanah dan perubahan lingkungan.

Museum ini dilengkapi dengan lokasi taman bermain anak, kandang rusa dan ancak diskusi untuk memberikan ruang wisata edukatif yang ramah kepada setiap pengunjung.

Replika Spesimen Fosil Trilobit koleksi Museum Sangiran Klaster Krikilan

Krikilan :

Klaster Krikilan merupakan pusat kunjungan situs Sangiran yang menampilkan berbagai informasi mengenai manusia purba. Museum ini menampilkan koleksi fosil dan informasi terkait geologi dan arkeologi baik dari dalam maupun luar negeri.

Klaster Krikilan menampilkan berbagai temuan arkeologis yang ditemukan di situs Sangiran, linimasa tata surya, pembentukan bumi, perkembangan kehidupan di bumi Serta informasi mengenai kehidupan Homo Erectus dan binatang purba di Sangiran.

Museum Sangiran Klaster Krikilan memiliki  pameran diorama zaman purba berukuran besar di Museum ini. Museum ini juga memberikan rekontruksi yang akurat dari Homo Erectus dan Homo Florensiensis.

Rangkaian Spesimen Perkembangan Manusia Purba di Museum Sangiran Klaster Bukuran

Bukuran :

Klaster Bukuran merupakan situs galian yang memiliki potensi terbesar dalam penemuan fosil Homo Erectus. Kini Museum Bukuran difungsikan sebagai museum yang mengenalkan ilmu pengetahuan genetik dan evolusi.

Informasi pengetahuan alam seputar genetik dan evolusi yang ditampilkan dalam Museum Sangiran Klaster Bukuran ini disajikan secara menarik melalui fasilitas multimedia interaktif dan infografis yang edukatif.

Klaster Bukuran menyajikan informasi perkembangan Evolusi secara realistis. Museum ini mengajak anda untuk lebih mengenal teori seleksi alam, teori genetika dan linimasa evolusi dunia.

Diorama Situs Galian Realistis di Museum Manyarejo

Manyarejo :

Klaster Manyarejo menyajikan informasi terkait memori hubungan harmonis warga setempat dengan para peneliti. Museum ini berisi informasi seputar kegiatan penggalian oleh peneliti dan warga sekitar dari masa ke masa

Klaster Manyarejo adalah satu-satunya Museum di Kompleks Museum sangiran yang memiliki Diorama berbentuk tanah galian asli dengan beberapa Fosil yang masih menempel di Tanah galian.

Klaster Manyarejo memberikan informasi terkait Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Legenda Balung Buto yang menjadi cikal-bakal pengetahuan Fosil masyarakat juga ditampilan di sini bersama dengan beberapa peralatan arkeologi tradisional hingga modern

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *