Pengembangan Media Pembelajaran

Virtual Tur
Jalur Rempah

untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognitif Madrasah Aliyah Negeri Kota Semarang

 

Ahmad Bukhori Masruri

S862202010

 

Magister Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Sebelas Maret

Kemampuan Metakognitif

Kemampuan untuk mengetahui seperti apa proses berpikir dan mengetahui, sehingga secara sadar mampu mengelola dan mengontrol proses berpikirnya sendiri dalam segala  aktivitas kognitif, termasuk dalam proses belajar di kelas.

 

Metakognitif mempengaruhi proses mental dalam mengelola informasi, dan kecerdasan tingkat tinggi lain seperti penalaran, kreativitas, serta pemecahan masalah.

CAPAIAN UMUM PEMBELAJARAN

Pada akhir Fase E, peserta didik mampu memahami konsep-konsep dasar manusia, ruang, waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode penelitian sejarah, serta sejarah lokal. Melalui literasi, diskusi, kunjungan langsung ke tempat bersejarah, dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menganalisis serta mengevaluasi berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia meliputi konsep asal-usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia.

Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer atau sekunder untuk melakukan penelitian sejarah lokal yang memiliki benang merah dengan keindonesiaan baik langsung ataupun tidak langsung, secara diakronis dan/ atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/ atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan berbagai keterampilan sejarah untuk menjelaskan peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

CAPAIAN PER ELEMEN PEMBELAJARAN

Pada akhir fase ini, peserta didik mampu memahami konsep dasar ilmu sejarah yang dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan analisis untuk mengkaji peristiwa sejarah; memahami konsep dasar ilmu sejarah sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji peristiwa sejarah; menganalisis serta mengevaluasi manusia sebagai subjek dan objek sejarah; menganalisis serta mengevaluasi peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dalam dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan; menganalisis serta mengevaluasi sejarah dari aspek perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan; memahami peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) maupun sinkronis. 


Pada akhir Fase E, peserta didik mampu menggunakan sumber primer atau sekunder untuk melakukan penelitian sejarah lokal yang memiliki benang merah dengan keindonesiaan baik langsung ataupun tidak langsung, secara diakronis dan/ atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/ atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan berbagai keterampilan sejarah untuk menjelaskan peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi, menarik kesimpulan, mengomunikasikan, merefleksikan dan merencanakan proyek lanjutan secara kolaboratif tentang pengantar dasar ilmu sejarah, jalur rempah dan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam meliputi:

  1. Penelitian sejarah lokal dimulai dari lingkungan terdekat (sejarah keluarga, sejarah sekolah, sejarah jalur rempah di daerah, sejarah kerajaan di daerah, dan lain-lain); mengumpulkan sumber-sumber primer maupun sekunder melalui sarana lingkungan sekitar, perpustakaan, dan internet; melakukan seleksi dan kritik terhadap sumber-sumber primer maupun sekunder; melakukan penafsiran untuk mendeskripsikan makna di balik sumber-sumber primer dan/atau sekunder; dan menuliskan hasil penelitian dalam bentuk historiografi.

  2. Penjelasan peristiwa sejarah secara diakronis (kronologi) yang menitikberatkan pada proses dan/atau sinkronis yang menitikberatkan pada struktur; Penjelasan peristiwa sejarah berdasarkan hubungan kausalitas; Mengaitkan peristiwa sejarah dengan kehidupan sehari- hari; dan menempatkan peristiwa sejarah pada konteks zamannya.

  3. Penjelasan peristiwa sejarah dalam perspektif masa lalu, masa kini, dan masa depan; Penjelasan peristiwa sejarah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan keberulangan.

  4. Penjelasan peristiwa sejarah dalam ruang lingkup lokal, nasional, dan global; Mengaitkan hubungan antara peristiwa sejarah lokal, nasional, dan global.

  5. Memaknai nilai-nilai dari peristiwa sejarah dan dikontekstualisasikan dalam kehidupan masa kini.

  6. Mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah, rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, timeline, story board, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain.

Instruksi Penggunan Media Virtual Tur

Berikut ini adalah intruksi petunjuk penggunaan Media Virtual Tur Jalur Rempah dalam format pdf.. Silakan download melalui link dibawah ini :

VIRTUAL TUR JALUR REMPAH

Berikut ini terdapat 8 titik jalur rempah dalam format media virtual tur

Candi Angin

Candi Angin

Candi Abad ke-14 ini menjadi tinggalan kebudayan Hindu-Buddha di jepara sebagai salah satu situs simpul penting dalam jalur rempah

Makam Sunan Muria

Makam Sunan Muria

Masjid Abad ke-15 ini sebagai tonggak permulaan dari masjid dan budaya islam di pedalaman dan gunung pulau jawa.

Sunan Prawoto

Makam Sunan Prawoto

Makam Raja Terakhir dari Kesultanan Islam pertama Abad ke-16, mengawali pengaruh islam di pegunungan kendeng jawa

Benteng Portugis

Benteng Portugis

Benteng Abad ke-16 ini menjadi bukti hubungan dagang antara penguasa jawa dengan pihak dari kolonial eropa.

Perahu Punjulharjo

Perahu Punjulharjo

Artefak Perahu dari Abad ke-8 ini memiliki nilai edukasi teknologi perkapalan awal dengan corak nusantara dalam simpul jalur rempah.

Masjid Demak

Masjid Demak

Masjid abad ke-15 ini menjadi situs awal masjid di pesisir pulau jawa dan menjadi monumen politik kesultanan islam di simpul jalur rempah.

Candi Kayen

Candi Kayen

Candi Abad ke-14 ini memiliki nilai edukasi sebagai bukti interaksi di selat muria sebagai salah satu situs simpul jalur rempah.

Masjid Kudus

Masjid Kudus

Masjid Abad ke-15 ini menandai peralihan situs kebudayaan dari masa akhir hindu-buddha ke permulaan masa Islam di pesisir jawa.

Daftar Pustaka

  • 2016. Proposal Arkeologi Gunung Muria: Penelitian Eksploratif Potensi Arkeologis di Gunung Muria Bagian Utara. Himpunan Mahasiswa Arkeologi FIB UGM.
  • Hery Priswanto, Hari Wibowo, & Z. Dekon S. 2016. Laporan kegiatan : eksplorasi lereng utara gunung muria bentuk & ragam tinggalan arkeologi di lereng utara gunung muria. Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta
  • Anasom, dkk. 2018. Sejarah Sunan Muria. Semarang : LP2M UIN Walisongo
  • Sari, Syah Ivana. 2010. Objek Wisata Religi Makam Sunan Muria. Skripsi Pendidikan Sejarah UNS
  • Umar Hasyim. 1983. Sunan Muria Antara Fakta dan Perjuangan. Kudus : Menara Kudus
  • 2006. Kisah Wali Songo & Syekh Siti Jenar. Yogyakarta : Sketsa
  • Sunyoto, Agus. 2016. Atlas Wali Songo. Depok: Pustaka iman.
  • Inagurasi, L.H. 2001. Fenomena Klasik pada Tinggalan Arkeologis di Prawoto. Amerta : Berkala Arkeologi No.21/November/2001:73-81
  • 2000. Laporan Penelitian Pusat-pusat permukiman Islam Awal Tahap II di Desa Prawoto, Kab. Pati, Jawa Tengah : Pusat Arkeologi (tidak diterbitkan)
  • Gina & Dirgosabariyanto. 1981. Babad Demak. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Graaf, De. 1985. Awal Kebangkitan Mataram, Masa Pemerintahan Senopati. Jakarta : Grafiti Press
  • Stefanus & Lucas. P. K. 2018. Benteng Portugis Ujung Watu, Jepara: Hubungan Kekuatan Maritim Nusantara. Jurnal BAS VOL.21 NO.1/2018 Hal 80—99.
  • Kian, Kwee Hui, 2006. The Political Economy of Java‟s Northeast Coast, c.1740-1800 Elyte Synergy. Leiden. Brill
  • Ricklefs M.C. 1998. “Islamising Java: The Long Shadow of Sultan Agung” In: Archipel, volume 56, 1998. L’horizon nousantarien. Mélanges en hommage à Denys Lombard (Volume I) pp. 469-482. France. Association
  • Atmodjo, Warsito. 2016. Geomorfologi Pesisir Pantai Benteng Portugis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara. Jurnal Kelautan Tropis November 2016 Vol. 19(2):150-160

 

  • Abbas, N. 2010. Perahu Kuna Punjulharjo: Sebuah hasil penelitian. Jurnal Penelitian Arkeologi 6:39-53.
  • Lelono, T. M. H. 2011. Wadah dari Tempurung Kelapa di dalam Perahu Punjulharjo. Berkala Arkeologi, Vol. 31, No. 1.
  • Liebner, H. 2002. Perahu-perahu Tradisional Nusantara. Suatu Tinjauan Sejarah Perkapalan dan Pelayaran. Proyek Pengkajian dan Pengembangan Masyarakat Pantai. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan
  • Manguin, P. Y. 2008. The Boat Remains of Punjulharjo: A Preliminary Report. Tidak diterbitkan.
  • Nugroho, D. W. 2009. Identifkasi Kayu Perahu Kuno Punjulharjo Rembang Jawa Tengah. Berkala Arkeologi tahun XXIX, Edisi November (2), 2009. Hlm 15-27
  • Purnawibawa, RA Ginanjar. 2020. Tradisi Maritim Rembang. Depok : FIB UI.
  • Radityawati, Retna D. 2022 Mengenal Situs Perahu Kuno Punjulharjo – Jejak Tradisi Maritim. Rembang : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang
  • Unjiya, M. A. 2014. Lasem Negeri dampoawang, Sejarah yang Terlupakan. Salma Idea.
1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Kanisius
  • Tanpa Tahun. Raden Patah : Pendiri Kerajaan Demak. Jakarta : Pelangi Publishing
  • Mardiah & Ellya Roza. 2023. Mesjid Agung Demak Sebagai Simbol Peradaban Islam Di Jawa Tengah. Jurnal Hikmah Vol. 12 Nomor 2 Juli-Desember 2023
  • Roesmanto, Totok. 2000. Ekspresi Tektonik Masjid Agung Demak dan Masjid “Demakan”, proceding seminar of The Third. International Symposium on Islamic Expression In Indonesian Architecture, Diponegoro University.
  • Santoso, Revianto B. 2000. Duality in Construksion, appearance and function in Javanese Mosques, proceding seminar ofThe Third International Symposium on Islamic Expression In Indonesian Architecture. Islamic University ofIndonesia
  • Saraswati, dkk. 2020. Arsitektur Masjid Agung Demak : Menjaga Otentitas dan Menawarkan Modernitas. Yogjakarta : K-Media
  • Yulianto, Sumalyo. 2000. Arsitektur Mesjid. I Yogjakarta : Gadjah Mada University press
  •  
  • Hardiati, Endang Sri. 2002. Aspek Arsitektural dan Aspek Simbolik Bangunan Candi Sebagai Warisan Seni dan Budaya Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Cempaka Kencana. Gadjah Mada University Press.
  • Istari, TM. Rita.. 2011. Laporan Peninjauan: Situs Kayen, Dusun Miyono, Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta
  • Istari, T.M. Rita 2012. Penemuan Sebuah Candi Bata di Daerah Pantura Jawa. Berkala Arkeologi Vol.32 Edisi No.1/Mei 2012
  • Santiko, Hariani. 1995. Seni Bangunan Sakral Masa Hindu-Buddha di Indonesia (Abad VIII – XV Masehi): Analisis Arsitektur dan Makna Simbolik. (Pidato Pengukuhan Guru Besar). Jakarta: Universitas Indonesia.
  • Tjahjono, Baskoro Daru. 2002. Latar Belakang Pendirian Candi Bata di Jawa Tengah. Laporan Penelitian Arkeologi. Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta.
  •  
  • Roesmanto, T. (2013). Rupa bentuk menara masjid kudus, bale kulkul dan candi. 27(11), 28–35.
  • Anisa, a., & lissimia, f. (2020). Indonesia the influence of historic buildings existence on economic development and regional arrangement.
  • 2017. Correlation Between the Mosque and Traditional House Architecture in Kudus, Indonesia Article · International Journal of Built Environment and Scientific Research (01) No. 01 June
  • Salim, M. R., Thahir, A. R., & Iskandar, J. (2019). Arsitektur Islam Pada Bangunan Masjid Kudus , Yogya And Aceh. September, 239–244.
  • Sahar, B.M. Susanti, Soedarsono. 1990. Dimensi-dimensi renovasi masjid menara Kudus (Tahun 1919-1979) dalam perspektif sejarah. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/14419
  • Triyanto, Sugiarto, E., & Pratiwinindya, A. (2019). Masjid Menara Kudus : Refleksi Nilai Pendidikan Multikultural pada Kebudayaan Masyarakat Pesisiran. XIII(1).
  • 1985. Menara Mesjid Kudus dalam Tinjauan Sejarah dan Arsitektur. Jakarta : Bulan Bintang
  • Ambary, H. M., Djafar, H., Romli, M., & Awe, R. D. (1978). Laporan Ekskavasi Kudus.
  • Berita Penelitian Arkeologi No. 14 (hal. 24–67). Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Departemen P & K.

Frequently Ask & Question

Jalur Rempah adalah rute perdagangan maritim yang menghubungkan Asia, khususnya Nusantara, dengan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika. Rempah-rempah seperti lada, cengkeh, dan pala menjadi komoditas utama yang diperdagangkan.

Mempelajari sejarah Jalur Rempah penting untuk memahami identitas bangsa, menghargai keberagaman budaya, dan mengambil pelajaran dari masa lalu untuk masa depan.

Banyak bangsa yang terlibat, termasuk bangsa Indonesia asli, Arab, India, Cina, dan bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.

Rempah-rempah sangat bernilai di Eropa karena digunakan sebagai bumbu masakan, obat-obatan, dan pengawet makanan. Selain itu, jalur ini juga menjadi sarana pertukaran budaya, teknologi, dan agama.

Puncak kejayaan Jalur Rempah terjadi pada abad ke-16 dan 17, ketika bangsa-bangsa Eropa berlomba-lomba menguasai jalur ini.

Dampak positifnya antara lain: memperkaya budaya Nusantara, meningkatkan perekonomian, dan mempercepat proses globalisasi.

Dampak negatifnya antara lain: eksploitasi sumber daya alam, perbudakan, dan konflik antar bangsa.

Setelah kemerdekaan, perdagangan rempah-rempah tetap berlangsung, namun tidak seintensif masa kolonial. Indonesia berusaha mengelola sumber daya rempahnya secara mandiri.

Warisan budaya yang ditinggalkan antara lain: bangunan bersejarah, kuliner khas, dan beragam tradisi serta kepercayaan.

Ketahui 4 Level
Kemampuan Metakognitif

Tacit Use

Tahap identifikasi potensi cara berpikir

Aware Use

Tahap mengetahui permasalahan

Strategic Use

Tahap memahami pemecahan masalah

Reflective Use

Tahap memahami makna solutif

Penilaian Kemampuan Metakognitif

Uji kemampuan melalui instrumen penilaian kemampuan metakognitif terintegrasi soal kognitif

Profil Pengembang Media

“A testimonial from a client who benefited from your product or service. Testimonials can be a highly effective way of establishing credibility and increasing your company's reputation.”
Ahmad Bukhori Masruri
“A testimonial from a client who benefited from your product or service. Testimonials can be a highly effective way of establishing credibility and increasing your company's reputation.”
Prof. Sariyatun
“A testimonial from a client who benefited from your product or service. Testimonials can be a highly effective way of establishing credibility and increasing your company's reputation.”
Dr. Sudiyanto

© 2024 All Rights Reserved.